Aku menikah diusia muda, sudah
satu tahun menikah aku belum dikaruniai anak, hari-hariku rapi-rapi rumah
menunggu suami pulang kerja, lama-lama
aku mulai jenuh dan meminta ijin suami untuk bekerja alhamdulillah suami
mengijinkan.
Awal aku memulai karier menjadi
tenaga honorer di sebuah instansi pemerintah dengan gaji seadanya, aku termasuk
orang yang akktif segala hal ingin dicoba begitu juga ketika atasan memberikan
perintah aku selalu menyelesaikan dengan senang
alhasil aku menjadi kaki tangan atasan mewakili rapat melobi orang dll.
disini bukan untuk mencari muka tetapi ingin mengaktualisasikan kemampuan yang dimiliki, menerapkan
kemandirian sehingga bisa menjadi contoh dan motivasi bagi anak-anak kelak.
Ketika sedang menikmati indahnya berkarier aku hamil dan melahirkan, Satu
kendala besar yang saya hadapi adalah menyesuaikan diri dengan rutinitas baru.
Dari yang awalnya sibuk dengan bekerja sekarang harus mengatur jadwal penuh antara
pekerjaan rumah tangga, mengurus bayi, dan menjalani pekerjaan kantor,
terkadang suami merasa kasihan melihatku namun dia selalu memberikan dorongan
yang tulus tentunya semua di bangun
atas dasar kepercayaan Bersama, kami selalu membicarakan dan mencari Solusi
apapun yang terjadi dalah hidup. Aku berprinsip bahwa pekerjaan adalah sebuah
ibadah alat untuk membesarkan anak-anak agar cukup, cakap, Mandiri dan selamat
dihadapan-Nya.
Pendorong utama dalam perjalanan
karierku adalah ingin memberikan yang terbaik buat keluarga, Keluarga adalah
prioritas utama dalam hidup saya. Saya selalu mencari cara untuk memberikan
waktu dan perhatian yang cukup bagi suami dan anak saya, focus dalam menjaga
keseimbangan antara karier dan peran sebagai ibu rumah tangga, namun tidak
ingin mengorbankan kehadiran dan kasih sayang untuk keluarga demi kesuksesan berkarier.
Oleh sebab itu untuk mewujudkan keseimbangan waktu bagi karir dan keluarga
dibutuhkan suatu komitmen diri. Untuk keseimbangan waktu pekerjaan dan keluarga
maka Saya termasuk orang yang patuh dan tepat waktu, selalu komitmen dengan
waktu, saya akan berusaha mengatur waktu untuk keluarga, mengatur kebutuhan
anak dan suami sebelum berangkat kerja saya lakukan dengan penuh semangat dan
sukacita, terkadang pada malam hari saya mempersiapkan masakan yang akan di
masak, baju yang akan di pakai, menyiapkan untuk sikecil dll.
Saat si kecil sakit terlintas
dalam benak persaan bersalah karena aku harus meminta ijin kantor meninggal
pekerjaan untuk focus merawat sikecil, aku dan suami saling menguatkan bahwa
apapun yang terjadi keluarga prioritas utama, bekerja ibadah keluarga pun
ibadah, suamiku berkata tidak usah merasa bersalah karena meningggalkan
pekerjaan bahkan mengambil cuti pun tak apa. Tidak ada manusia yang sempuran
begitu juga saya memiliki keterbatasan waktu pikiran dan tenaga, agar semuanya
berjalan lancar saya di bantu asisten rumah tangga terkadang meminta bantuan
kakak permpuan saya agar melihat sikecil saat saya kerja, kebetulan rumahnya
bersebelahan dengan saya.
Di sela-sela rutinitas kegiatan
kantor dan rumah, setiap hari minggu kami jalan santai dari rumah ke lapangan
komplek sambil menorong sikecil di roda, bahkan sebulan sekali saya dan suami memanjakan
diri pergi ke cafee, nonton bareng, dan belanja, ke SPA atau ketempat lainnya,
hal ini di lakukan agar pikiran emosi menjadi lebih Fresh hidup lebih
bersemangat dan menjalani hidup ini penuh rasa syukur
Dua tahun sudah usia anakku, aku
pun sudah terbiasa menyatukan peran antara pekerjaan kantor dan keluarga, semua
ini aku lakukan dengan iklash tekun dan penuh kesabaran, pada usia anakku dua
tahun ini aku mengikuti tes CPNS tepatnya di tahun 2003 dan dinyatakan lulus
seleksi ditahun 2004. Saya diangkat menjadi PNS yakni sebagai Staf pada salah
satu instansi pemerintahan daerah di kabupaten Bogor hingga sekarang, hal yang
didambakan sejak lama akhirnya terwujud.
Download Naskah Wanita, Pekerjaan, dan Keluarga dalam Antologi berjudul Di Bahu Ibu Di bawah ini !!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar